Perkembangan TIK bagi Anak di India

Rabu, 06 Februari 2013



Dalam  jurnal E-Learning Technologies for Rural Child Development yang dikemukakan oleh S.K Nayak dan Dr. Kalyankar. N.V ini diceritakan bahwa konsep e-learning dapat diimplementasikan pada pendidikan anak khususnya yang berada di pedesaan. Satu hal yang dapat kita ingat dari  artikel ini adalah bahwa langkah-langkah yang dikemukakan oleh kedua penulis tersebut telah dan akan diimplementasikan di wilayah pedesaan di India. Sebagai negara yang berkembang, Indonesia memiliki kondisi yang tidak jauh berbeda dengan India, dimana keduanya merupakan negara dengan luas wilayah yang besar, jumlah penduduk yang banyak dan lain sebagainya, dimana menurut pendapat saya kendala dan hambatan dalam mengimplementasikan e-learning pada pendidikan anak tidak jauh berbeda dengan kondisi yang dihadapi di Indonesia.

Pada artikel tersebut disebutkan bahwa TIK berperan penting dalam pendidikan anak sejak usia dini diantaranya:
a.    Sebagai sarana bermain
b.    Membantu dalam perkembangan bahasa anak
c.    Membantu dalam logika matematika dan pemecahan masalah
d.    Membantu anak yang berkebutuhan khusus, anak-anak yang ingin mempelajari kebudayaan lain dsb

Saya juga sependapat dengan penulis artikel bahwa  e-learning mempunyai dampak positif dalam pendidikan diantaranya:
ü  Dengan e-learning, pembelajaran menjadi terpusat pada siswa  (Student Center Learning) , siswa dituntut untuk belajar secara mandiri,Mereka mempelajari apa yang ingin mereka ingin ketahui sesuai dengan jadwal yang mereka tentukan sendiri
ü  Dengan perangkat e-learning yang terhubung dengan internet, kemudahan untuk mengakses informasi dan berbagai sumber belajar lainnya.
ü  Collaborative learning dimana siswa dari suatu Negara dapat berbagi informasi dan pembelajaran serta belajar bersama melalui e-learning baik secara individu maupun berkelompok
ü  E-learning memberikan kemudahan untuk memodifikasi dan menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan keinginan siswa itu sendiri
ü  Fleksibilitas dalam belajar dimana siswa dapat belajar dimana pun dan kapan pun, tidak lagi dibatasi oleh tempat dan waktu. Dan pembelajaran itu berlangsun secara real time pada tempat yang berbeda dengan orang yang berada jauh dari siswa tersebut
ü  E-learning memangkas biaya distribusi dan percetakan buku
ü  Kemudahan dalam mengorganisasikan pembelajaran serta administrasi kesiswaan lainnya, mulai dari tahap registrasi, pelatihan semuanya dapat dilakukan dengan lebih mudah

Dalam pelaksanaannya tetap saja terdapat kendala-kendala dalam pengimplementasiannya di negera berkembang, yang dalam hal ini adalah India. Diantara kendala-kendala tersebut adalah:
Ø  Literature
Seperti halnya di Negara berkembang lainnya, jumlah literature yang diperlukan sangatlah besar, namun ketersediaan literature itu sendiri masih terbatas, khususnya literature tentang pertanian yang berbasis ekonomi,
Ø  Sumber daya manusia
Tenaga ahli untuk mengelola dan mengembangkan e-learning di pedesaan masih sangat sedikit. Hal ini dipengaruhi karena tenaga kerja cenderung untuk bekerja di kota besar dan juga disebabkan karena rendahnya upah kerja di pedesaan
Ø  Pengadaan teknologi
Terbatasnya sumber dana untuk e-learning ini menyebabkan pengadaan komputer dan perangkat lainnya juga tidak mencapai jumlah yang semestinya. Seringkali hal ini juga ditambah dengan sulitnya transportasi/akses jalan menuju daerah tersebut menyebabkan kendala dalam pendistribusian perangkat komputer dan alat pendukung lainnya
Ø  Sumber daya listrik
Sekarang ini, tanpa adanya listrik rasanya mustahil bisa menjalankan semua perangkat e-learning tersebut. Dimana di India, listrik masih menjadi komoditas yang tidak semua wilayah menikmatinya.
Ø  Masalah pendanaan
Sulit rasanya, bila hanya mengandalkan pendanaan yang berasal dari daerah itu sendiri. Perlu kerjasama dari pemerintah pusat dan lembaga-lembaga independen internasional yang bergerak di bidang sosial dan kemanusiaan

Untuk itu penulis artikel, S.K Nayak dan Dr. Kalyankar. N.V menyarankan bahwa perlu dilakukan langkah-langkah berikut untuk mengatasi kendala-kendala yang selama ini dihadapi dalam mengimplementasikan e-learning di daerah pedesaan di India:
v  Pelatihan secara intensif kepada guru-guru di sekolah
Diharapkan pelatihan ini akan menciptakan lingkungan pembelajaran yang diinginkan serta memacu guru untuk mengembangkan pengalamannya dalam mengembangkan e-learning
v  Pengadaan seminar dan workshop kepada siswa dan orangtua tentang konsep e-laerning dan cara penggunaannya, sehingga mereka paham bagaimana hal ini sangat penting dalam proses pembelajaran itu nantinya.
v  Penambahan bandwidth.
Seperti kita ketahuia bahwa terbatasnya bandwidth menyebabkan lambatnya akses internet baik dalam hal download/upload data, akses video dan gambar yang dapat menganggu proses pembelajaran itu sendiri. Dengan ditambahnya bandwidth diharapkan semua proses dalam e-learning dalam berlangsung lancer tanpa ada keterlambatan.
v  E-learning ini dengan sendirinya akan mengurangi ketergantungan siswa guru, untuk guru, dituntut untuk lebih kreatif dalam mengembangkan mata ajar yang diampunya sehingga pembelajaran itu dapat disampaikan secara menarik dan tidak membosankan.
v  Di India itu sendiri, e-learning akan makin memperbesar kesenjangan antara yang mampu dengan yang kurang mampu. Dimana daerah pedesaan yang mempunyai financial kuat, akan dengan mudah mengimplementasikan ­e-learning ini, sedangkan desa dengan sumber dana yang kurang tetap menjadi desa yang terkebelakang.

Untuk itu perlu kerjasama dari berbagai pihak kebijakan ini tidak hanya sebatas kebijakan, tetapi menjadi langkah nyata untuk meningkatkan kualitas manusianya. Diantara kebijakan pemerintah India adalah wajib belajar bagi anak yang berusia 6-14 tahun. Selain itu, pemerintah India juga meluncurkan program bernama Sarva Shiksha Abhiyan semacam pendidikan untuk semua kalangan masyarakat.

Selain itu pemerintah juga mendorong kalangan swasta dan lembaga independen internasional untuk turut berpartisipasi dalam mengembangkan pendidikan di India. Dimana bukan hanya pendidikan yang selama ini dilakukan, tetapi juga pendidikan yang berbasis TIK.

Dalam hal pendanaan, pemerintah juga melakukan kontrol dan pengawasan agar dana yang dianggarkan untuk pembangunan infrastruktur dan sarana pembelajaran yang berbasis TIK ini dapat dikelola dengan semestinya. Sedangkan untuk kendala sumber daya listrik, pemerintah India berupaya untuk mengembangkan sumber daya selain listrik, misalnya tenaga matahari dan juga bagi daerah yang belum mempunyai jaringan listrik, dapat disiasati dengan menggunakan tenaga generator. Tentunya hanya bersifat sementara.

Tidak jauh berbeda sebenarnya, keadaan di India dengan Indonesia, dimana karena bentuk geografis yang berkepulauan dan wilayah yang sangat besar, Indonesia juga mengalami hal yang sama. Dari artikel yang ditulis oleh S.K Nayak dan Dr. Kalyankar. N.V ini diharapkan pemerintah Indonesia juga dapat mengimpplementasikan langkah-langkah yang ditempuh oleh India untuk pembelajaran berbasis TIK ini dengan memaksimalkan sumber daya yang ada. 

Sumber:

0 komentar: